Skip to main content

5 Tips Start Strong Di Tahun 2021

Jelang akhir tahun 2020, salah satu mentor sekaligus guru saya di LOGOS Global Academy, Coach Tjia Irawan, memposting sebuah quote yang cukup menggelitik di salah satu media sosialnya. Isi quotenya kurang lebih seperti di bawah ini.

Bagaimana mungkin FINISH STRONG jika you STARTED WRONG & ACTION-nya ZONK?

Sangat menggelitik bukan? Sungguh-sungguh sangat nampar. Dan rasanya ini salah satu sebab kenapa akhirnya resolusi akhir tahun hanya menjadi wacana dari tahun ke tahun.

Keberhasilan dalam pencapaian pada beberapa aspek tahun 2020 tidak membuat saya berhenti mengevaluasi untuk menetapkan goal selanjutnya. Bedanya, jika tahun-tahun sebelumnya semua mengalir layaknya tanpa saya pahami konsep detailnya, maka tidak demikian di tahun ini. Mengenal LOGOS sangat membantu saya dalam memetakan dan mendesain goal yang akan dicapai di tahun 2021.

Saya tidak akan menjabarkan apa dan bagaimananya di sini, jika Anda membutuhkan konsultasi profesional dengan LOGOS untuk mendesain GOAL dan ACTION PLAN 2021, jangan sungkan untuk menghubungi nomor 0823-8803-1113. Namun demikian, tidak perlu berkecil hati. Melalui tulisan ini, saya akan share beberapa tips yang bisa membantu Anda dalam mendesain goal dan action plan di 2021.

Tips #1 : Jangan Kebanyakan Goal

Sadari bahwa kita bukan sedang berlomba-lomba menuliskan goal yang mau dicapai, namun memastikan goal yang kita tuliskan tercapai. Kecuali Anda adalah pribadi yang super dan luar biasa, 1-3 goal terwujud itu sebuah prestasi yang luar biasa. Karena teriring dengan goal, pasti ada action atau tindakan / kerja yang mengarah terwujudnya goal tersebut. Tahun ini saya pribadi memilih 3 goal yang mewakili 3 aspek, yaitu aspek kesehatan, aspek keuangan, dan aspek bisnis + investasi. Masing-masing ada goalnya dan ada rencana kerjanya.

Banyak orang gugur bahkan sebelum mereka berjuang mewujudkan goalnya karena stres dan tertekan oleh goal yang didesainnya sendiri. Kebanyakan goal maka tindakan / kerjanya juga otomatis jadi banyak. Jika tidak pandai dalam mengelola kegiatan, pikiran dan perasaan, bisa amburadul. Akhirnya malah tidak ada yang terwujud sama sekali. 

Tips #2 : Temukan Apa Alasan Di Balik Goal

Goal tinggal lah goal, jika tidak ada hati dan energi penggeraknya. Kenapa banyak orang akhirnya menyerah dengan goal yang sudah dibuat, salah satunya adalah karena tidak ada alasan yang cukup kuat, bahkan emosional, yang melatarbelakangi terciptanya goal tersebut. Sehingga tidak cukup memberikan energi untuk bergerak.

Masih mentor dan guru yang sama, Coach Tjia Irawan, menyampaikan dalam konsep LOGOS, yakni letakkan persoalan di kepala dan goal di hati. Artinya jika ada persoalan, jangan ditaruh di hati (dirasa-rasakan melulu), melainkan dipikirkan untuk diselesaikan. Sebaliknya, goal itu diletakkan di hati. Jangan diletakkan di kepala yang akhirnya dipikirkan melulu, tapi ngga dikerjakan karena hatinya tidak benar-benar menginginkan goal itu terwujud. Ini sejalan juga dengan konsepnya Simon Sinek dalam bukunya, "Start With WHY".

Tips #3 : Action Plan and Action!

Goalnya sudah jelas dan alasannya sudah sangat kuat, maka selanjutnya tentu membuat rencana kerja. Sama halnya dengan goal, rencana kerja di sini kudu kongkrit alias jelas apa-apa yang mau dikerjakan, yang diperkirakan ketika hal tersebut selesai akan mendekatkan kita pada goal yang mau diwujudkan. Semakin detail rencana kerjanya, semakin baik.

Setelah rencananya sudah jadi, ya dijalankan. Tentu dalam perjalanannya bisa jadi ada hambatan dan itu hal wajar. Namun, karena goalnya sudah sangat jelas, alasannya sudah sangat kuat, dan rencana kerjanya jelas, maka hambatan yang muncul harusnya bisa diselesaikan karena kita punya energi yang cukup dan juga fokus pada capaian goal dengan mencari solusi dari setiap persoalan.

Goal jelas, alasan kuat, rencana kerja jelas dan konkrit, namun action / tindakan / kerjanya zonk, ya hasilnya juga ikutan zonk. Yang dikerjakan sungguh-sungguh saja belum tentu terwujud apalagi yang asal-asalan.

Tips 4 : Dekati Sumber Energi

Tidak tercapainya sebuah goal bukan hanya akibat dari ketidakjelasan goal dan action plan saja. Kadang ketika kita melakukan kerjanya, aktivitasnya, tindakannya, kita kehabisan energi untuk bergerak. Ibarat kendaraan, tujuannya jelas, jenis kendaraannya juga oke, tapi bahan bakarnya ngga cukup untuk mengantarkan sampai tujuan. Oleh karenanya, perlu mampir di "SPBU" untuk mengisi bahan bakar.

Bahan bakar awal dan yang utama adalah alasan di balik goal itu sendiri. Namun itu saja tidak cukup, karena perjalanan kita masih panjang. Sumber energi lainnya yang bisa membantu kita adalah orang-orang yang berada di ring satu kita. Mereka yang berada di ring satu kita, adalah yang cukup dekat dan punya pengaruh terhadap diri kita. Maka jangan sampai salah memilih orang-orang di ring satu kita. Pastikan mereka adalah orang yang mampu memberikan kita cukup energi untuk terus bergerak mewujudkan goal kita.

Selain itu, dari sisi spiritual, mendekatkan diri pada Sang Pencipta juga mampu memberikan energi tersendiri dalam melangkah. Hanya saja pilihan ini butuh keyakinan penuh. Jika di dalam diri kita masih ada ragunya, coba ditopang dengan sumber energi lainnya, entah dari alasan di balik goal ataupun orang-orang di ring satu kita.

Tips 5 : Evaluasi!

Ini yang seringkali dilupakan, yaitu evaluasi. Baik itu goal kita terwujud ataupun tidak, evaluasi mesti tetap jalan. Jika berhasil, evaluasi akan membantu kita menyusun goal di level selanjutnya. Jika goal kita tidak terwujud, maka evaluasi akan memberikan jawaban untuk action lebih baik lagi dan memperbesar peluang terwujudnya goal yang sedang diusahakan.

Bicara soal evaluasi, saya paling suka mengajukan 2 pertanyaan ini sebagai bahan evaluasi, khususnya pada goal yang gagal terwujud:

  1. Hal apa yang seharusnya dilakukan, namun tidak dilakukan, sehingga goal tidak terwujud?
  2. Hal apa yang seharusnya berhenti dilakukan, namun masih terus dilakukan, sehingga goal tidak terwujud?

Jawaban dari 2 pertanyaan ini akan membantu kita menyusun action plan / rencana kerja yang lebih baik dalam rangka mewujudkan goal yang gagal diwujudkan di tahun berjalan. Sehingga mengulang resolusi tidak sampai berkali-kali karena tidak ada evaluasinya.

***

Saya kira itu saja 5 tips untuk start strong alias memulai dengan benar di awal tahun 2021. Bahkan ada juga yang sudah mendesain goal dan action plannya sejak akhir 2020. Sehingga di awal tahun 2021, begitu sudah masuk hari kerja produktif, bisa langsung berlari kencang. Ini baru, start strong, Bukan start wrong action zonk.

Selamat memulai perjalanan di tahun 2021. Saya doakan semua goal Anda di tahun 2021 terwujud. Sukses!

Your #1 Big Fan, 

Arief Maulana
Co-Founder Republik Ungu
Registered LOGOS Facilitator
Licensed Trainer of Covert Selling

Comments

Popular posts from this blog

Membangun Tim Dengan Performa Kerja Tinggi

 Jika diingat-ingat, rasanya lumayan sering saya mendapatkan curhatan tentang performa tim penjualan yang kurang yahud alias memble. Padahal, dari sisi jumlah tim mungkin bisa dibilang banyak yang direkrut. Namun, performa kerjanya kaya kurang greget, yang berujung pada hasil yang juga tidak optimal. Bicara tentang tim memang gampang-gampang susah. Gampang ngerekrutnya, susah membinanya, apalagi mencetaknya menjadi sosok yang performa kerjanya tinggi, baik dari sisi jumlah closing yang dihasilkan, pelayanan prima, hingga kapasitas diri untuk menjadi team leader berikutnya. Persoalan ini membawa saya untuk mencari jawabannya ke mana-mana. Mulai dari diskusi ke beberapa Team Leader, hingga mencari beberapa referensi bertema leadership & team work, baik dalam bentuk buku maupun workshop. Sehingga sampailah pada beberapa poin yang akan saya tuliskan di bawah ini. Langkah #1 : Miliki Peta Kompetensi Setiap profesi atau pun bisnis, pasti punya kompetensi atau keahlian yang dibutuhkan unt

Menikah, Buat Apa?

Dulu, di awal sebelum menikah, setiap kali ada pertanyaan apa tujuan menikah jawaban saya selalu standar, "Menyempurnakan agama." Jawaban khas orang kebanyakan, entah karena memang mengerti apa makna di balik jawaban itu atau hanya sekedar ikut-ikutan saja. Sama seperti saya, beberapa tahun yang lalu saat masih single dan belum menikah. Ketika sudah menikah, lain lagi jawabannya. Menikah adalah life time job alias pekerjaan seumur pernikahan. Ada upaya untuk menjaga segala sesuatunya tetap baik. Tidak hanya baik dari sisi suami namun juga baik bagi berdua. Bisa berkomunikasi dengan baik hingga saling mengerti satu sama lain saja bukan pekerjaan yang mudah. Belum lagi aspek-aspek lainnya. Oleh karenanya, perjalanan pernikahan saya dan Cibi yang sudah menggenapi usia 8 tahun, tepat hari ini, membawa saya berpikir ulang apa tujuan dari pernikahan itu. Kalau jawabannya seperti paragraf awal, ya tak ubahnya seperti halnya kalau ditanya apa tujuannya makan dan dijawab agar kenyang.