Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2020

Staycation, Liburan Minim Budget Di Tengah Waktu Terbatas

Pernah dengar istilah STAYCATION? Jika belum artinya kurang lebih adalah liburan yang dilakukan di rumah atau di dekat rumah, tanpa pergi atau melakukan perjalanan ke tempat lain . Bentuknya bisa bersantai di rumah dengan pengondisian tertentu, atau menginap di hotel / penginapan yang ada di kota tempat kita tinggal sembari menikmati semua fasilitas yang disediakan di sana. Saya dan Cibi sendiri, sudah sejak beberapa tahun yang lalu memiliki hobi staycation . Sebenernya kami berdua senang travelling untuk berlibur. Namun, karena keterbatasan waktu (cuti terbatas) dan juga kami adalah tipe turis, bukan traveller, maka perlu banyak persiapan. Mulai dari menentukan waktunya, dan juga persiapan budget yang cukup lumayan. Tentu saja ini didasari pada keinginan liburan yang bener-bener refreshing, bukan cuma dapet capek karena harus mengunjungi banyak lokasi di waktu terbatas. Di sisi lain refreshing sendiri sudah jadi satu gaya hidup yang tidak terelakkan, di tengah tekanan dan tantangan

Menikah, Buat Apa?

Dulu, di awal sebelum menikah, setiap kali ada pertanyaan apa tujuan menikah jawaban saya selalu standar, "Menyempurnakan agama." Jawaban khas orang kebanyakan, entah karena memang mengerti apa makna di balik jawaban itu atau hanya sekedar ikut-ikutan saja. Sama seperti saya, beberapa tahun yang lalu saat masih single dan belum menikah. Ketika sudah menikah, lain lagi jawabannya. Menikah adalah life time job alias pekerjaan seumur pernikahan. Ada upaya untuk menjaga segala sesuatunya tetap baik. Tidak hanya baik dari sisi suami namun juga baik bagi berdua. Bisa berkomunikasi dengan baik hingga saling mengerti satu sama lain saja bukan pekerjaan yang mudah. Belum lagi aspek-aspek lainnya. Oleh karenanya, perjalanan pernikahan saya dan Cibi yang sudah menggenapi usia 8 tahun, tepat hari ini, membawa saya berpikir ulang apa tujuan dari pernikahan itu. Kalau jawabannya seperti paragraf awal, ya tak ubahnya seperti halnya kalau ditanya apa tujuannya makan dan dijawab agar kenyang.

Bersahabat Dengan Target

Beberapa hari yang lalu saya melakukan survey kecil-kecilan kepada Komunitas Alumni Kelas Covert Selling, baik yang di level basic (dasar) ataupun advance (lanjutan), tentang target. Kebetulan mayoritas alumni adalah para Reseller, Marketer, Agen, Distributor atau apapun sebutannya.  Semua berawal dari seringnya saya mendapatkan pertanyaan dari prospek yang hendak bergabung di bisnis Milagros yang saya sedang saya tekuni beberapa tahun terakhir. Pertanyaan mereka adalah, "Mas, di Milagros ini ada target atau tutup poinnya ngga?" Maka dari itu, saya jadi penasaran apakah di bisnis konvensional lainnya juga mengalami hal yang sama. Ternyata sama saja. Para Produsen ataupun Distributor / Agen yang melakukan rekrutmen Reseller / Marketer (level terbawah tim penjualannya), juga kerap mendapatkan pertanyaan yang sama. Ini lantas membuat saya berpikir, ada apa dengan target? Kenapa kok begitu ditakuti dan menjadi momok mengerikan ketika memulai berbisnis di level paling bawah?  Di

Ritual Membangun Mood Agar Lebih Produktif

Bagi saya yang hingga hari ini masih bekerja sebagai karyawan, di mana jadwal kerja masih terpatok pukul 08.00 - 17.00, maka mau tidak mau aktivitas pembuka di pagi hari menjadi satu titik kunci yang akan mempengaruhi produktivitas seharian. Jika di awal sudah memulainya dengan tidak pas, maka biasanya aktivitas di hari itu akan ada aja yang ngga pas. Dengan kata lain, kurang produktif. Menyadari hal ini, maka saya mencoba untuk membangun sebuah ritual pagi sebelum bekerja untuk membangun mood positif dan mengatur getaran rasa di posisi yang nyaman, tenang dan bahagia. Ibaratnya, jika mau ke medan pertempuran, jangan lupa mempersiapkan segala sesuatunya. Begitu juga ketika akan bekerja. Selain faktor fisik yang disiapkan, faktor non fisik pun perlu disiapkan. Melalui postingan ini, saya ingin berbagi tentang beberapa ritual pagi yang biasa saya lakukan setiap hari, untuk mengondisikan diri agar siap dan bisa lebih produktif di hari itu. 1. Mengondisikan Hati Kita tentu tidak bisa memil

Mulai Dulu Aja!

Saya mengenal slogan #MulaiDuluAja dari salah satu marketplace ijo yang sudah familiar di telinga para netijen +62, bahkan bisa jadi toko online palugada yang paling sering dikunjungi untuk belanja. Slogan ini saya dengar ketika masih sering-seringnya nonton di bioskop, waktu Covid-19 belum menyerang. Iklan marketplace ijo ini sering banget muncul sebelum film dimulai. Saking seringnya, akhirnya nancep juga slogan #MulaiDuluAja itu. Hal yang saya sukai dari slogan ini sebenarnya justru bukan ke arah bisnisnya, apalagi mulai berbisnis di marketplace ijo itu. Slogan ini menginspirasi saya untuk mengaplikasikannya hampir di semua lini kehidupan, khususnya saat rasa malas melanda , ngga mood, ataupun pikiran mulai mencari pembenaran untuk menunda. Saya yakin hampir semua orang pasti pernah berada pada posisi atau kondisi malas melakukan segala sesuatunya. Entah itu alasannya ngga mood, capek, ngga punya waktu, endebre-endebre sejuta alasan lainnya. Akhirnya pembenaran demi pembenaran pun d

Make Money, Grow, Eat, Write, Live In Balance, Repeat!

Hari ini, tanggal 3 Desember 2020, tepat 12 tahun sejak blog AriefMaulana.com online pertama kalinya, saya memutuskan untuk memulai semuanya lagi DARI AWAL! Move on dari masa lalu dan fokus ke masa depan.  Semua berawal dari kesalahan sederhana, lupa bayar hosting web yang lama dan semua data lama (tulisan sejak tahun 2008) hilang tanpa jejak. But it's okay. Mungkin ini semacam kode dari semesta untuk memulai semuanya lagi, dari awal, dengan berbekal referensi, pengalaman, dan juga pemahaman baru. " Make Money, Grow, Eat, Write, Live In Balance, Repeat! " Saya memilih judul itu sebagai postingan pertama, sebagai perwujudan prinsip produktivitas yang saya jalankan selama ini. Adapun detailnya, akan saya jabarkan sebagai di bawah. MAKE MONEY Menghasilkan duit adalah salah satu aktivitas yang saya sukai. Realistislah. Jaman sekarang kalau ngga ada duit ya repot juga. Jadi kalau ada yang bilang, "Uang tidak bisa memberikan kebahagiaan," rasanya pengen saya jitak de